MARIA ECIK: Menjadi Mahasiswi Bahasa Indonesia dan Sastra
MARIA ECIK: Menjadi Mahasiswi Bahasa Indonesia dan
Sastra
Foto:MARIA ECIK. J RESESPSI YUDISIUM TINGKAT AKIR MASISWA |
Baginya lulusan sekolah menengah atas, jurusan kuliah barangkali menjadi perhatian saat ini. Setiap jurusan kuliah yang diambil tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Dalam kolom Aletheia kali ini,saya ingin berbagi pengalamannya sebagai seorang mahasiswi jurusan Bahasa dan sastra di Universitas DWIJendra di Bali
Baginya jurusan Bahasa &Sastra sudah banyak mengubah pola pikirnya dalam kehidupan sehari-hari. Silakan simak tulisan alumnus SMA Negeri 2 Langke Rembong Ruteng berikut ini:
Kuliah di priodi Bahasa bukan hal yang mudah. Seseorang harus bisa menjadi mahasiswa super.
Setiap orang pasti punya pilihan sendiri dalam menjalankan kehidupannya. Begitu pun dengan pendidikannya. Well, saya adalah seorang mahasiswa Bahasa sastra di Universitas DWIJENDRA Bali
Banyak hal yang didapat selama menggali ilmu-ilmu dalam dunia Bahasa & sastra ini. Sebelumnya ada beberapa hal yang bisa saya petik dari tiap perjalanan pendidikan disini. Hal pertama ialah tidak menjadi gadis yang “biasanya”.
Tidak lagi menjadi gadis yang selalu berputar-putar mengelilingi mall dan berbelanja sepuasnya ataupun nonton tiap film kesukaan dan yang terbaru di bioskop, serta berdandan cantik tiap harinya.
Advertisement

Hari-hari dilalui dengan jurnal-jurnal yang menumpuk, laporan yang tiada kunjung henti, praktikum berjam-jam di laboratorium yang satu ke laboratorium yang lainnya. Hari senin hingga kembali ke senin lagi pun kegiatannya sama dan tugas pun tetap mengejar kemana pun saya pergi. Mencoba berlari dari kenyataan dan ternyata tetap saja tidak bisa. Ini kewajiban.
Hal kedua yang paling penting ialah kesabaran dan ketabahan. Tabah ini dalam hal menerima setiap revisi dari asisten dosen selama praktikum. Sabar walau kaki harus lelah bolak-balik cari pustaka ini dan itu.
Rela menerima tiap masukkan dan amarah dari asisten dosen jika ada proses pengerjaan sintesis atau penulis jurnal skripsi yang butuh di prbaikan yang keliru. Butuh perasaan yang kuat yang dilapisi baja.

Ecik sedang berada di ruang laboratorium kampusnya
Walau terlihat menyedihkan dan melelahkan, ada banyak hal menarik sebenarnya yang ditemukan. Karena dalam setiap kesusahan hidup dan setiap kegelapan didalamnya, pasti ada satu celah yang bersinar.
Melalui proses belajar tersebut, pola hidup saya sekarang sudah berubah. Dan itu yang membuat saya bahagia.
saat berada di kampus |
Contohnya ialah bisa memanage waktu dan memanage urusan kekurangan Finansial untuk menutuas keperluhan kehidupan setiap hari karena kita bahkan tidak tahu aktivitas yang tidak terlihat tidak teratur
Atau contoh yang lainnya ialah dari setiap respon tubuh, dapat melihat tanda-tanda jika sedang tidak dalam keadaan sehat. Misalnya, “Dilihat dari keadaan ini, kadar bilirubin masih normal, kadarllllk.
bersyukur, bukan ?
Jalani hari-hari dengan kesibukan seperti ini kadang memang butuh kekuatan, butuh predikat mahasiswa super, butuh ketekunan, butuh amunisi untuk menerima dan menyerap setiap ilmu yang didapat.
Sebenarnya bukan hanya menerima ilmu saja tapi harus dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan tiap hari untuk Indonesia yang lebih cerdas . Dan hal yang paling penting ialah butuh hati yang sabar karena jalani hari-hari jauh dari kedua orang tua tercinta yang mendiami pulau NTT nan jauh disana.
Tetap semangat jadi mahasiswa Bahasa dan sastra,semangat yang luar biasa
Oleh: Maria Ecik J.
Lahir:2 Agustus 1993
Almnus:SMA Negeri 2 Langke
Rembong
Masiswa Tinggkat akir
Universitas Dwijendra Denpasar. Bali
Pengalaman Mulya ia pernah alami
Pernah abdi sebagai karyawati di perusahan cleaning service di sebuah Bank pemerintah di bali.
Panelis:Ferry Djharu.
Komentar
Posting Komentar