Mentalitas Tukang pos
Mentalitas Tukang pos
Oleh:Ferryanus Djharu
FOTOH ILUSTRASI. |
Ini istilah yang anaeh.istilah ini pertama saya dengar dalam satu diskusi singkat di perhotelan yang saya kerja sang pemimpin perusahan sangat begitu jengkelnya.saat ini banyak Informasi yang sampaikan,ataupun hanya sekedar di-forwardkan tetapi yang menyampaikan berita itu sama sekali tidak mencari tau lebih lanjut soal berita itu.dia menyebutnya ini sebagai mentalitas seorang tukang pos!
Awalnya,saya sendiri tidak terlalu suka dengan istilah yang di pakainya.istilah ini berkonontasi negatif dan mungkin menyinggung pekerjaan tertentu.
Makanya sejak awal sipemimpin ini meminta maaf dengan istilah yamg di pakainya,serta menegaskan bawa ia tidak bermaksud menganggap remeh pekerjaan tukang pos.Malah sebaliknya,ia mengatakan dirinya sangat justru respek dengan pekerjan tukang pos,tetapi ia sangat tidak suka tatakala orang yang kerjanya bukan tugas pos namun sok menyampaikan berita,tampa mengerti berita apa yang di sampaikanya.
Misalkan saja,si pemimpin perusahan berkisah bagimana baru-baru ia menerima berita dari salah satu pimpinan dibawanya."Pak,perhotelan yang bisa mengambail order dari perusahan kita mulai menghentikanya bulan depan."parahnya,para pemimpin yang melapor tidak tau sama sekali soal apa yang terjadi.intinya mereka yang hanya meneruskan berita tampa ivestigasi lebih lanjut.bawa tidak ada order dari prhotelan itu lagi.Titik!
Kejadian seperti ini mengingatkan saya soal cerita humor seorang anak kecil yang di suru berbohong oleh ayahnya.karena tidak bisa membayar tagihan,maka seorang ayah menyuruh anaknya yang masi SD untuk berbohong kepada tukang tagi yang datang,kalau dirinya tidak ada di rumah.ketika si tukang tagih bertanya kepada si anak kecil,sang anak menjawab,"Ayahku ngak ada di rumah!".lantas si tukang tagih itu bertanya,"kira-kira kapan saya boleh datang lagi untuk bertemu ayahmu?.Lalu si anak itupun menjawab ,"sebentar saya tanja kepada ayah,kapan kamu boleh kesini lagi."Tuhan,Akirhrnya ketahuanlah kalau sang Ayah bohong gara-gara si anak kecil suruh menyampaikan berita bohong tampa mengerti maksudnya.yang jelas saat ini kita melihat ada banyak manusia dengan mentalitas tukang pos di mana-mana!
MUNCULNYA MENTALITAS
TUKANG POS
Jangan-jangan kita sendiripun menghidupkan mentalitas tukang pos ini.ketika mendapat kan satu berita,tampa mengerti apakah itu benar atauka tidak.Bahakan.kita tidak pernah mengfilter apakah itu bagus atau tidak untuk di sebarkan,lantas kita pun menyebarkanya.lebih jeleknya,ketika suatu berita itu kita anggap menguntungkan diri kita ataupun berpihak ke arah kita,tampa berpikir panjang,kita pun berlomba-lomba meneruskanya.pada alkhirnya,mentalitas semacam inilah yang menyuburkan hoax ataupun berita-berita bohong.
Umumnya,ada dua alasan psikologis yang membuat kita cepat sekali di hinggapi dengan mentalitas tukang pos ini.pertama-tama,kita ingin menjadi orang yang pertama kali menyampaikan berita tersebut,serta di respon.Meskipun,demi kedua tujan tersebut,akhirnya kita mengorbankan keakuratan dan kebenaran dari informasi tersebut.
Parahnya,dengan dengan menjalakan peran tukang pos yang tidak semestinya,mereka dengan mudah mengelak dari tanggung jawab atas informasi yang di sampaikanya,apalagi onformasi tidak benar.bahakan,ketika informasi yang di sebarkan itu ternyata keliru,mereka pun dengan ringan berkata,"Saya kan cuma menerus kan informasi saja."
Saya pun teringat dengan pengalaman baru-baru ini ketika salah seorang alumni smp saya dikabarkan meninggal dunia.semua orang pun langsung mengucapakan belasungkawan.Dan grup WA kami di penuhi dengan kalimat-kalimat sedih yang mendoakan "teman yang meninggal itu,"Berita itupun di kirim ke mana-mana.Dan untungnya ,ada beberapa teman yang tidak percaya lantas mengatakan ,"saya membaca status istrinya di sosial media yang mengatakan pagi ini,masih pergi menghantar anaknya ke sekolah dan belanja.Mana mungkin bisa bikin status seperti itu kalau suaminya meninggal?" Lantas,ada berapa teman saya yang akhirnya berinisiatif dan menelepon dan bertanya.Ternyata,apa yang terjadi? Salah satu temanya ternyata melakukan kesingan dengan menyebarkan berita itu.Tapi ternyata ada yang mentalnya "tukang pos" lantas menyebarkan informasi itu ke mana-mana,tampa di cek.jadilah teman saya tersebut di kabarkan meninggal dunia.
Begitulah.lain kali kita menerima berita yang tidak jelas atau pun terlalu bombastis, pikirkanlah duluh.jangan langsung menanggap itu benar apalagi langsung meneruskanya jangan menjadi orang yang mental tukang pos selanjutnya,tampa mengerti keakuratan ataupun ensensi dari berita yang anda turut sebarkan!
SUMBER: INSPIRATIF AKTUAL MENCERDASKAN ( IAM)
PENULIS: FERYANUS DJHARU
Komentar
Posting Komentar