Upacara Wuat Wai Masaryakat Desa Melo


    Upacra Wuat Wai Masryakat Desa Melo


Oleh: Ferryanus Djharu
 Peminat media bloger
 Pencinta sastra
Suka menulis dan membaca buku


Ferryanus Djharu
Peminat sastra 

Wuat wai, kata ini sering mendeguk di tengah kampung yang bernama keka/jing Desa Melo kec, Pocoranaka Kab, Manggarai Timur,Nusa Tenggara Timur, menurut [Fery 10:2018:] wuat bahasa lokal manggarai, wuat:pembekalan,wa'i:kaki (wuat wai secara umum yaitu, pembekalan bagi orang yang sedang melakukan perantauan dan memeroses pendidikan)

    Wuat wai dan pendidikan

 Ada keterkaitan,dalam erah proses memuncak pendidikan di suatu daerah di Keka/jing Desa melo kabupaten manggarai Timur Ntt, sering terkendalah dana yang di pacuh ekonomi lemah, sikap keras orang manggarai kusus di Keka/jing Desa melo ini, tidak mau di hantui dengan kekurang ekonomis Yang menjadi batu penghalang untuk mencekal langkah kaki mereka untuk menejerumus ke pendididkan Tinggi (PT),dari tahun 1980-2005,tingkat

pendidikan di Desa melo, ini sangat begitu minim, pemahaman seseorang terhadap sebuah pendidikan begitu runyam,bahakan pendidikan di nilai hal yang asing bagi mereka, dimana, kehidupan masaryakat lokal yang begitu kental hubungan dengan alam, bahakan sebagian orang banyak di temukan memilih mendiam di kebun ulayat mereka., dan kebun,pondok menjadi kan media mereka untuk berdialog tiap menit dan detik, bahakan untuk mengenal dunia luar jarang, kepemimpinan dan dalam satu kampung contohnya kepala Desa tingkat paling bawa pun mereka tidak kenal, apalagi sampai tingkat selevel presiden sangat tidak tau sama sekali,seiring berjalan waktu, pada tahun 2006,banyak menetas sarjanah-sarjanah,dalam benak mereka pun sarjanah itu seperti orang yang tidak bisa hidup berdampingan dengan mereka.

Tahun 2007,pemahaman masaryakat semakin mengerucut, namun pemahaman tentang sekolah menjadi sarjanah dan menjadi pagawai Negeri sipil (PNS) sampai sekarang pemikiran merekat itu tetap merokek,alasanya sebagian besar calon pendidikan sarjanah lebih menjerumus ke,sekolah mengejar perofesi Guru, Guru bagi mereka di nilai lahan luas untuk mengemukan lapangan pekerjan yang begitu proleh dengan secara gampang, dan sisi lain.
   
        Menjadi Guru

Menjadi Guru merupakan profesi yang lebih hormat dari profesi yang lain di mana,guru dalam bentuk dialek manggarai adalah (Tu'ang Guru,) Tuang:Tuan,Guru:Guru,profesi ini di sebuah kampung ini yang dominan orang emban. Dan di erah tahun 1998-2005, seorang guru di nilai Tuhan besar, pantas di agung-agungi bahakan, ada sebagian orang dari Anak Orang Tua wali Murid dengan suka relah menjadi pembantu di rumah seorang Guru, seorang Guru juga banyak terima ibah dari wali murid misalkan berupa sayuran dll,
  Dengan satu pandangan ("emi nai, de Tuang Guru),[ambil hati dari seoarang guru untuk di berikan perhatian kusus terhadap anak-anak mereka] bahakan hal ini juga kualifikasi baik, seoarang wali murid, memberi penghargaan dan penyemangat kepada seoarang guru,walaupun nilai Ibah yang di proleh dari seoarang murid misalkan sayuran kecil. Tapi lantas penghargan kecil ini bisa memacuh semangat dari seorang guru. 
      
   Profesi Taru Diri Seseorang. 

Profesi taru harga diri seseorag, di mana sikap,congkak hati atau tinggi diri seseorang kampung ini,sangat nampak sekali, memiliki kelebihan sedikit,'entah itu dalam bentuk ekonomi yang sedikit mumpun, uahh... Sombongnya tiada taranya, bahakan peradbanya begitu kurang terkesan intraksi antra yang satu dang yang lain sebenarnya ada aturan kekahsan sendiri dimana dalam etika manggarai, umur di pandang tingginya pemahaman seseorang,'dan orang itu juga sudah lebih duluan mendiami bumi ini dan sudah pantasnya dia pemahaman begitu luas dan pantas di hargai, namun dalam kenyataan kelebihan itu yang memuncak untuk orang menojol kan kesembonganya entah itu pendidikanya kurang atau memang pribadian seperti itu tapi bagi kita sangat naif sekali.
      
      Wuat Wai dan Ekonomi 

Wuat wai di picu dari kandasnya ekonomi,untuk membiayai seseorang yang lagi mengkonsetrasi sebuah ilmu di PT,
kandasnya ekonomis ini di picu dari segi pengedar uang di suatu kampung keka/jing Desa melo ini nilai cukup lambat, bahakan kurang nutrisi dalam pemeroses perkembangan modal melalui usa-usaha kecil-kecilan,masi minim nya pemahaman masaryakat tentang proses usaha kecil-kecilan,bahakan dari segi lain, pemiliki kios (market kecil) masi kurang berimbang antara kebutuhan masaryakat.
setempat.bahakan jual barang tidak sesuai dengan kebutuhan mangsa pasar setempat, di desa dan dusun kecil itu

Perasingan usaha "kios kaos koas: begitu ketat, bahakan para pengusaha kios. (market kecil) ini tidak sungkan-sungkan menyediakan modal dan membelih barang perlengkapan market kecil ini di pengepul yang datang melalu mobil box barang dari kota kabupaten dengan harga yang begitu di nilai besar/meroket,beralasan berlomba/berlaga dalam berusaha kios (mareket kecil) di nilai lahan baru untuk mereka.yang terjadi tinggi harga barang kios ini, membuat masaryakat yang membelih kebutuhan kecil rumah tangga, ini terbilang lesu, bahakan mereka tidak mau untuk membelanja di kios yang berdiri di suatu kampung itu,memilih untuk membelanja sembako ke pasar pemerintah,yang terjadi,'usaha kios kecil,terjadi mangkrak dan mengijinkan melakukan transaksi beli jual antara masaryakat kampung dengan layanan bon ( tungu ada uang baru bayar,yang terjadi,pelaku usaha kecil ini,duluny Di juluk nama kios, karna ada sistem penjualan sistem bon (dalam tempo waktu baru bayar) terjadi
kaos:kolap/bangkrut,dan terakir kalinya di juluki nama koas:bangunan rata tanah, kios terjadi bubar, dan terkesan utang melilit ke retnir, itu pengetahuan tetang berlangsungnya ekonomi di Keka/jing desa melo,

                 Wuat wai
Wuat merupakan bentuk dari kerja sama, dalam bentuk kerja sama atau gotong royong.wuat wai di maksud adalah suatau ritus yang di laksanakan kampung keka-jing Desa Melo, 
Ritus wuat wai ini merupakan bentuk duKungan dari keluarga besar terhadap seorang yang akan melakukan pergi jau atau perantu, ritus ini sering terjadi terhadap seorang anak yang mau menempu pendidikan, langka-langkah ini lazim di lakukan,berbagai langkah yang di ajukan yaitu:
-perkumpulan keluarga besar/ase kae, dan 
-menyampaikan sumbang sia, baik segala bentuk dorongan berupa matiri,material dan juga financial untuk mrlancarkan sebuah usaha memperoleh pendidikan,
    acara wuat wai  ini di tandai dengan sembeli ayam jantan warnah putih, dan di lakukan prosesi dengan torok/penyampain mantra oleh tetua adat yang bisa di percayai, acara penyembelian ayam ini, salah satu bentuk bukti dukungan kuat keluarga, dan keluar yang mendukung berharap nantinya seorang urapi upacara adat ini pergi dengan suka cita dan akan berharap peluangnya nanti pulang dengan memba keberhasilan,berupa ijaza tanda kelulusan sekolah, atau dengan sikap kriteria orang bersandang pendidikan dan dapat menyalurkan aspirasinya kepada masaryakat setempat. Dan  (lalong bakok du lakon lalong rombeng du kolem) ritus ini juga di tandai dengan melihat usus dan hati ayam, 
Tetua adat yang menyampaikan ke keluarga yang hadir sesuai dengan bukti hasil hati ayam yang di perlihatkan, baik tidak kesusaia hati ayam tersebut dapat menentukan sukses tidaknya seorang yang merantau itu, 
Bekal perantu pun, cukup mencengangkan,bahakan bekal perantauan ini, bisa menelan dana begitu cukup besar, makanya di perluhkanya tadi wuat wai.  *****


            ©Bali 10 oktober 2018. 


Penulis :Ferry A Djharu
Peminat :sastra & suka menulis & membaca buku
Sat ini sedang mengapdi di Bali
Alumnus SMKN-PP Mano Manggari Timur.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SERPIHAN DI TERAS RUMAH

Tablo kisah sengsara Yesus di paroki st Damian Bea Muring penuh beradab

Upacara Ce'ar Cu'mpe,Adat Manggarai.